Kamis, 26 April 2012

Soal BBM, Warga Pertanyakan Keberadaan Pemerintah
Antrean kendaraan bermotor terlihat di SPBU Jalan Mahir Mahar, Palangkaraya, Kalimantan Tengah
PALANGKARAYA -- Warga Kalimantan Tengah mempertanyakan keberadaan pemerintah di tengah persoalan antrean pembeli bahan bakar minyak (BBM) yang kian tak teratasi. Mereka menilai pemerintah seakan tidak ada meski antrean panjang pembeli BBM sudah jelas terlihat di depan mata.
Antrean panjang misalnya terlihat di Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) Jalan G Obos, Jalan RTA Milono, dan Jalan S Parman, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (26/4/2012). Panjang atrean bisa mencapai tiga kilometer. Sementara, para pedagang eceran bebas menjual BBM di tepi jalan di Palangkaraya.
"Saya bertanya-tanya, kenapa pemerintah seolah tak hadir saat masyarakat kesulitan dan persoalan BBM sudah nyata di depan mata. Pemerintah tampaknya gamang untuk menyikapi harga BBM," kata Kuswinarno (42), warga Jalan Rajawali.
Ia menyatakan tak keberatan jika harga BBM dinaikkan asalkan antrean bisa diatasi. "Pada awalnya, gejolak pasti terjadi tapi tak apa-apa kalau antrean bisa berkurang. Sekarang, pedagang eceran bebas menjual BBM. Dari mana BBM itu kalau bukan ikut mengantre," tuturnya.
Gunawan (26), warga Jalan MT Haryono, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, mengungkapkan bahwa antrean panjang pembeli BBM sudah berlangsung sekitar satu tahun. Sementara, pedagang BBM eceran dibiarkan bebas berjualan di kios-kios kecil di tepi jalan.
"Ke mana pemerintah saat masalah antrean panjang BBM sudah tak bisa dipungkiri lagi menyengsarakan masyarakat," kata Gunawan.