Rabu, 09 Mei 2012

173 Kepala Daerah Hasil Pilkada Tersangkut Korupsi
 
 Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin
DENPASAR — Pemilihan kepala daerah secara langsung yang telah berjalan sekitar delapan tahun ternyata banyak melahirkan pemimpin-pemimpin korup. Sedikitnya 173 kepala daerah, yang dipilih secara langsung dalam pilkada, tersangkut kasus korupsi.
Jumlah ini 37 persen dari total kepala daerah yang dipilih langsung. Ekses negatif dari pilkada langsung adalah kecenderungan munculnya politik uang sehingga memaksa pemimpin terpilih untuk berusaha mengembalikan "modal" saat menjabat.
"Money politic sangat tinggi dan memaksa orang yang terpilih harus mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan," ujar Wakil Ketua MPR Lukman Hakim dalam seminar bertajuk "Tinjauan terhadap Pemilukada Langsung dalam Rangka Penguatan Sistem Demokrasi dan Otonomi Daerah" di Denpasar, Selasa (8/5/2012).
MPR kini tengah mencari formula yang tepat agar pilkada langsung terhindar dari beragam ekses negatif, khususnya politik uang. "Tujuan pemilukada langsung sebenarnya sangat baik agar kedaulatan rakyat dapat terpenuhi. Namun, sistem ini harus menjamin munculnya kepala daerah yang berkompeten dan memiliki kemampuan untuk untuk mengelola daerah," kata Lukman.
Ketua Panitia Perancang Undang-Undang Dewan Perwakilan Daerah RI Wayan Sudhirta juga sepakat bahwa sistem pilkada langsung ini tetap berjalan karena masyarakat dapat menentukan pemimpinnya sendiri. Ia mengatakan, solusi sementara atas masalah politik uang dalam pilkada ini dapat dilakukan, salah satunya dengan memperketat aturan kampanye. "Teknis kampanye juga harus dibatasi, misalnya dengan melarang kampanye terbuka dan dibatasi hanya kampanye dialogis," jelas Sudhirta.
Ditolak, Acara Irshad Manji di UGM Batal
 
Irshad Manji, warga negara Kanada, Director of the Moral Courage Project di New York University dievakuasi oleh Polisi saat FPI membubarkan acara kuliah umum dan peluncuran buku "Allah, Liberty, and Love" di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (4/5/2012). Alasan FPI membubarkan acara ini dan mengusir Irshad Manji adalah terdapat paham kebebasan homo dan lesbian dalam bukunya.


YOGYAKARTA - Intelektual Muslim asal Kanada, Irshad Manji kembali ditolak. Hari ini, Rabu (9/5/2012) giliran puluhan mahasiswa yang tergabung Aliansi Gerakan Jogja Peduli Moral Bangsa menolaknya.

Sedianya, Irshad Manji akan menjadi pembicara dalam bedah buku "Allah, Liberty, and Love", di gedung Pascasarjana Universitas Gajah Mada sekitar 08.30 WIB. Acara bedah buku dibatalkan dengan alasan kondisi keamanan. Meski demikian, Irshad Manji masih dijadwalkan mengisi acara bedah buku di Universitan Islam Negeri Yogyakarta sekitar 13.00 WIB.

Koordinator aksi, Syamsul Muhamad mengatakan, Irshad Manji, merupakan orang Islam yang menjelek-jelekkan agamanya sendiri. Dia menilai, Irshad Manji menodai agama dengan tulisan-tulisannya. "Irshad Manji mendiskreditkan Alquran dan mengolok-olok nabi," kata Syamsul Mohamad.

Sementara, salah satu anggota pengunjukrasa, Imroatul Mukhlishoh menilai, Irsyad Manji gencar mengkampanyekan serta melegalkan budaya lesbi dan homoseksual di seluruh dunia. "Irshad Manji merupakan tokoh homoseksual yang hendak membawa Islam seakan menghalalkan perilaku tersebut," kata Imroatul.

Selain itu, ia juga menilai, pemikiran Irshad Manji bertentangan dengan hukum dan budaya negara Indonesia. "Kedatangan Irsyad Manji ke Yogyakarta dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pemikiran dan tingkah laku masyarakat," tutur Imroatul.

Hal yang sama juga diserukan oleh Syahab Hizbut Tahrir Indonesia bahwa buku berjudul Allah, Liberty, and Love merupakan bencana kemanusiaan. "Buku karangan Irsyad menyebabkan kerusakan kompleks, mulai dari kerusakan moral, pikiran, agama, masyarakat hingga kerusakan generasi," ungkap koordinator lapangan Syahab Hizbut Tahrir Indonesia, Yayan.